renungan untuk para suami.....

Hari sudah menunjukkan tanda-tanda akan segera berganti. Matahari yang senantiasa menemaninya sudah mulai melambaikan tangan diiringi siluet jubah merah jingganya. Pertanda sang mentari sudah lelah dan akan istirahat ke peraduannya...
Dinda mulai gelisah menunggu suami di teras rumah yang belum ada kabar setelah berangkat kerja tadi pagi. Suami yang selalu dilepasnya dengan ciuman ditangan mulia itu dan yang membalas dengan kecupan dikeningnya.... Sebuah ritual kecil yang sarat makna dan mampu menggetarkan hati dinda dan suami... Sebuah ritual yang selalu mampu menumbuhkan kuncup-kuncup bunga cinta yang baru di pohon pernikahan mereka..... Sebuah ritual yang selalu bisa menghadirkan kerinduan untuk segera bertemu dengan kekasih hatinya diistana yang sangat sederhana ini.....


Dinda mondar mandir melihat ujung jalan yang tidak jua memunculkan sosok yang dirinduinya itu. Setiap angkutan desa yang melintas selalu menghadirkan harapan sekaligus kekecewaan.. karna suaminya tidak ada disana. Hari ini memang berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Jadwal kuliahnya menuntutnya untuk menghabiskan waktu dibangku kuliah hingga sore hari, setelah bekerja hingga siang harinya di sebuah sekolah tempat dia mengajar..
Tapi tetap saja dinda mencemaskan kondisi suami yang akhir-akhir ini kesehatannya terganggu. Di samping rasa rindu yang mendesak untuk segera bertemu dengan sang suami tercinta. Dinda berniat untuk menelpon.. tapi dinda ingat handphone suami lagi lowbat dan charger ketinggalan di sekolah...dinda hanya bisa berdoa Ya Allah...lindungilah suamiku dalam pulang dan perginya, dalan setiap aktivitasnya, dalam kerja kerasnya, dalam setiap jerih payahnya.... dalam setiap tetesan keringatnya demi menjalankan jihadnya sebagai suami dan seorang ayah...........amiin
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 18.10 wib. Azan magrib pun berkumandang, memanggil hamba Allah untuk segera sujud menghadapNya. Suami belum juga memberi kabar..........
Sholat maghribpun ditunaikan dengan khusyuk, memohon perlindungan dariNya.. tanpa sadar air mata berlinang dan kekhawatiran memuncak.. semoga tidak terjadi apa-apa dengan suamiku...dinda membatin...

Setelah sholat, hati dinda tergerak untuk mencoba menelpon suami, meskipun dia tidak yakin akan masuk karna handphone tidak akan berbunyi tanpa baterai yang terisi. Namun....tuutt...tuuutt..(nada sambung)
Alhamdulillah handphone suami aktif...walaupun sedikit heran, dinda tidak memusingkan hal itu, yang penting kekhawatiran bisa sedikit berkurang. Lagi-lagi harapan harus diiringi kecewa.... handphone itu langsung bernada tut tut tut (nada di reject..)
Dinda terdiam dan termenung sesaat.....
Apakah suami sedang sibuk? Apakah dinda mengganggunya? Perasaan bersalah menderanya....
Dinda segera menekan keypad hpnya untuk mengirimkan sms permintaan maaf, memohon keredhoan suami atas gangguan yang barusan dia lakukan...ternyata suami telah duluan sms, yang berbunyi “sayang...jangan ditelpon dulu yah...aa charge hp di warnet pake USB, jadi ga full..ba’da isya aa pulang. Dandan yang cantik yah..sekitar jam 10an aa sampe rumah....”
Alhamdulillah....ternyata suami baik-baik saja. Ke warnet??? Duh, suamiku ini....kok ga ngasih kabar??? Kan jadi telat dari jam biasa pulang...tapi ya sudahlah, yang penting suami baik-baik saja...itu sudah membuat aku bahagia, batin dinda.

Menunggu pukul 10 malam sepertinya lamaa sekali. Dinda terkantuk-kantuk menunggu suami di ruang tamu, mencoba melakukan aktivitas lain, seperti membaca buku, menjahit kain flanel, menonton tivi agar waktu bisa segera berlalu sekaligus mengusir rasa kantuk yang mulai mendera karna aktivitas yang cukup melelahkan di siang harinya.. ingin segera merebahkan diri, tapi takut suami pulang dan terlalaikan membukakan pintu untuknya.

Tok tok...assalamu’alaikum dinda sayang.. aa pulang
Suara yang sangat dirinduinya terdengar dari balik pintu yang sedari tadi ditunggunya. Dinda pun segera bergegas mengejar suara itu. Dengan rasa bahagia yang tak terkira dibukanya pintu rumah dan segera menemui sosok itu....

Wa’alaikumussalam wr wb..alhamdulillah alhamdulillah wa syukrulillah aa sudah pulang dengan selamat. Alhamdulillah...
Senyum manis pun terkembang indah di bibir dinda. Ritual itu pun segera ditunaikan.. mencium tangan suami dan mengecup pipinya. Kening dindapun mendapat kecupan mesra dari suami....dinda bahagia..
aa capek sayang?? Udah makan??? Dinda udah nyiapin air panas dan makanan juga udah terhidang.. dinda pijit yah... kata dinda

ga papa sayang...ga usah aja. Aa capek banget.. dinda juga kan?? Tuh, matanya udah 5watt. Bobo aja yuk..kata suami

ya udah... tapi izinkan dinda pijitin kaki aa yah...cuci dulu muka aa ma handuk hangat ini biar sedikit segar sebelum tidur, pinta dinda

Suaminya tersenyum dan mengangguk. Dinda pun tersenyum...
Dinda ga perlu mengerjakan ini semua, dinda sendiri sudah capek banget kan?

Mendengar hal itu, dinda tersenyum. Dinda senang suaminya masih mau memperhatikan kondisinya dan berkata,
Sayang...melayani suami dengan hati riang merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri bagi seorang istri. Apalagi setiap usahanya itu berbuah senyuman indah diwajah suaminya.. kebahagiaan itu jauh terasa begitu luar biasa. Kebahagiaan itu akan menghilangkan semua rasa capek itu..

Suamipun langsung menuju kamar tidur dan tertidur pulas.. tergambar jelas kelelahan diwajahnya yang semakin digurat tanggungjawab yang berat. Desah nafasnya yang berat terdengar mengikuti irama dadanya yang turun naik.. melepas segala masalah disiang harinya..
Ah suamiku... maafkan dinda yang tidak bisa membantu banyak..hanya ini yang bisa dinda lakukan...sambil memandang sosok yang kelelahan itu, dinda beranjak ke meja makan....

Dinda segera bergegas membereskan makanan yang tidak jadi dimakan suami, dan merapihkannya ke dalam lemari.
Prangg...Tanpa sengaja, dinda menjatuhkan mangkok....

Dindaaa....
Suaminya sudah berdiri dipintu dengan wajah yang sedikit jengkel karna istirahatnya terganggu. Dindaa...aa capek banget. Jangan ganggu istirahat aa dong...dengan nada yang sedikit sebal dengan kecerobohan istrinya...

Iyah..maafin dinda ya aa....
Dinda menunduk dalam, dan tak terasa airmata mengalir pelan membasahi pipinya. Suaminya tidak melihat hal itu. Dia langsung tidur lagi untuk segera mendapatkan tenaga untuk esok pagi, karna esok dia harus mengajar.....

Selesai dinda membereskan kepingan mangkok yang pecah. Dinda tidur dengan hati yang sedih. Mungkin suaminya tidaklah salah...suaminya juga sudah capek menjalani hari. Tak seharusnya dia bersedih...hanya karna mendapatkan sedikit bentakan suami sebelum tidur, setelah semua usahanya karna hanya ingin membahagiakan suaminya.

Tapi linangan airmata tak henti mengalir...........

(Ketika seorang suami tidur dengan murka, maka istri akan mendapat laknat dari malaikat sampai pagi. Tapi ketika istri tidur dengan perasaan yang sedih karna perlakuan suaminya.........gimana yaaa?????)

Di ruangan penuh inspirasi....30 oktober
maaf bagi yang kurang berkenan

0 comments: