syukur dan sabar kunci kehidupan

Sungguh menakjubkan keadaan orang beriman itu karena semua keadaanny baik melulu. Hal seperti itu tidak akan didapati kecuali pada orang yang beriman. Yaitu apabila memperoleh nikmat karunia ia bersyukur dan bersyukur itu baik baginya. Bila ditimpa kesusahan ia bersabar dan sabar itu baik baginya.
Tak berlebihan kalo dikatakan bahwa syukur dan sabar adalah kunci kehidupan. Kedua sifat tersebut dapat memformat kita untuk selalu berada dalam koridor keridhoan Allah.



Bersyukur berarti menyadari realitas kehidupan bahwa betapa tak terhingganya nikmat dan karunia yang dicurahkan Allah kepada kita. Tentu saja rasa syukur itu tidak cukup dengan hanya dilafalkan dengan ucapan “alhamdulilah” tetapi juga harus ditampakakan dalam realita kehidupan kita yak ni berupa pengabdian kepada Yang Maha Pemberi karunia dan kenikmatan.
Bersabar berarti menyadari bahwa segala sesuatunya berada di bawah kendali kekuasaan Allah. Kita tidak memiliki kemampuan untuk mencegah dan menolak setiap musibah sehingga harus menerima itu semua sebagai ujian dan cobaan dari-Nya.
Etasale sejarah keteladanan Nabi Sulaiman, Nabi Ayyub dan nabi-nabi yang lain adalah patron kehidupan. Memang sudah terlalu sulit menemukan manusia-manusia seperti mereka di jaman sekarang ini. Namun paling tidak kita dapat menganut prinsip-prinsip kesyukuran dan kesabaran seperti yang dimiliki nabi-nabi.
Di dunia ini, setan senantiasa memberi iming-iming yang tampaknya begitu indah. Firman Allah SWT, “Setan berkata, ‘Disebabkan Engkau telah memvonis aku sebagai makhluk sesat. Aku akan hiasi apa yang ada di dunia ini sampai manusia memandang baik kemaksiatan dan aku akan menyesatkan semua orang kecuali orang yang telah mengikhlaskan dirinya.”(Hijr : 39)
Beragam hiasan di dunia ini mempunyai daya tarik yang luar biasa padahal yang diperlukan untuk kehidupan fana ini sebenarnya sangatlah sedikit. Pakaian, makanan, kendaraan dan sejenisnya yang sangat terbatas jumlahnya. Tapi kenapa kita terlalu serakah ingin memiliki semuanya?itu berarti ada dorongan dan desakan dari luar diri kita. Kalau semua tuntutan itu kita penuhi pada akhirnya akan menyiksa diri kita sendiri. Itulah yang banyak kita lihat sekarang ini. Ketika ada kesempatan memperoleh banyak harta, disergapnya habis-habisan tanpa menyadari bagaimana seharusnya kita fungsikan harta itu. Jadilah ia orang kaya yang memanfaatkan harta hanya semata-mata untuk menyalurkan nafsu setannya. Pada akhirnya orang semacam ini biasanya akan tenggelam dalam lembah kemesuman atau masuk penjara karena kejahatan yang telah dilakukannya.
Sehingga sudah sepatutnya kita merenungkan kembali apa yang telah difirmankan oleh Allah SWT , “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu baik sekali bagimu dan boleh jadi kamu menyenangi sesuatu padahal itu amat buruk bagimu.” (Al baqarah : 26)
(wafa)

0 comments: