Kalian adalah ruh dalam tubuh ummat ini. “Antum ruhul jadiid fii jasadil ummah”. Begitu Imam Hasan al-Banna mendefinisikan diri kalian. Ummat ini seperti raga. Hidup dan matinya umat tergantung kepada keberadaan ruh.
Karakter ummat inipun tergantung pada ruh tersebut.



Wahai para pembaharu dakwah! Apakah kita tergolong generasi yang menyambut seruan itu? Apakah kita berani berkata “saya adalah bagian penyusun dari ruh itu”. Ruh yang membawa perubahan bagi ummat. Ruh yang didambakan kehadirannya oleh seluruh makhluk Allah di penjuru alam ini? Ruh yang menjadi tumpuan siang dan malam?
Maka, marilah berkaca wahai prajurit yang didambakan, yang dinantikan dan menanti kemenangan! Seperti apa wajah kita hari ini? Seperti apakah isi otak kita hari ini? Seperti apakah kata-kata yang keluar dari bibir kita hari ini? Seperti apakah isi hati kita hari ini? Kitakah yang wajahnya dipenuhi kebusukan, kepura-puraan lalu mengaku menjadi juru penyelamatan? Kitakah yang otaknya tidak lebih dari egoisme pribadi dan impian duniawi lalu menyangka diri telah menjadi pahlawan kebenaran? Kitakah yang bibirnya selalu memuji diri sendiri dan mengungkapkan cinta busuk kemudian menjelma menjadi penentu nasib ummat? Kitakah yang isi hati nuraninya dipenuhi manipulasi dan kecintaan semu lalu mengaku orang yang prihatin dengan nasib ummat?
Berkacalah sekali lagi! Apakah kita memang pantas berjalan di jalan mulia dengan kondisi diri seperti ini. Tahukah kita bahwa ini adalah jalan para Nabi dan Rasul, manusia-manusia mulia yang pernah Alah SWT hadirkan di muka bumi? Ditangan merekalah kemenangan dan kejayaan Islam menjadi catatan sejarah yang tak terlupakan. Mereka generasi terbaik yang berhasil membangkitkan izzah ummat. Merekalah GENERASI HARAPAN.
GENERASI RABBANI YANG IKHLAS
Merekalah yang disiplin menjaga kestabilan ruhiyah, modal utama mereka berjuang.
Orientasi mereka sangat jelas dan tegas, semuanya hanya untuk Allah saja. Sehingga hatinya pun dijaga Allah, yang ada hanyalah bisikan kebenaran, Allah membuat hati mereka mampu menfilter antara yang haq dan yang bathil.
Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan Semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya. Dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah seorang muslim
(QS. 6:162-163)
Janji inilah yang selalu diingatnya sepanjang hari, disetiap denyut dan hembusan nafasnya. Mereka selalu menjaga agar jangan sampai ada satu hirupan nafas pun yang dipergunakan kepada selain Allah ‘azza wa jalla.
GENERASI YANG SELALU BERDAKWAH DAN BERJIHAD
Biarlah surga jadi tempat istirahatku nanti, begitu Khalifah Umar bin Abdul Al-Azis menuturkan. Bumi bagi mereka laksana medan tempur yang tiada henti.
Merekalah yang hatinya peka merasakan penderitaan saudaranya, bahkan di tempat yang jauh sekalipun darinya. Otaknya yang selalu berputar untuk menemukan solusi hebat untuk membebaskan ummat dari kesengsaraan karena mengikuti jalan-jalan thoughut. Mereka generasi harapan Islam yang mantap, teladan dalam kebaikan, selalu mengutamakan kesadaran sehingga mereka selalu tampil dalam setiap kesulitan sebagai juru selamat.
Sikap mereka lemah lembut dan berkasih sayang kepada ummat. Belajar kepada ulama dengan penuh kesungguhan. Dilain sisi, mereka mengajari dengan kesabaran. Merekalah penyambung lidah ummat, yang tidak pernah jemu ketika menghadapi sesuatu yang membosankan dan penuh kesulitan. Jiwa mereka mudah terpanggil mendengar jeritan ummat yang meradang. Tidur mereka belum akan nyenyak jika masih didengarnya jeritan penderitaan ummat. Hatinya mudah tersentuh dengan matanya mudah menangis bila di depan matanya masih terhampar kezaliman, sementara merasa diri belum mampu melakukan apa-apa. Hanyalah Allah sajalah tempat dia mengadu.
HAYYA ALAA AL-FALAH
Silahkanlah menangis bagi mereka yang kehilangan umurnya dalam keadaan bathil. Karena baginya tidak ada tempat yang baik di akherat kelak
(Syekh Yusuf Qaradhawi, Jil Annasiir Al-Mansyud)
Generasi inilah yang akan membawa turun kemenangan dari Allah SWT. Merekalah yang akan mengibarkan bendera Allah di bumi yang megah ini. Yang akan menyebarkan dien dan hukum Allah, kemudian menegakkannya dengan kokoh. Allah memilih tangan mereka untuk menjaga agama-Nya.
Dan kita yang telah di beri Allah hidayah imaniyah, akankah mengikuti jejak mereka? SILAHKAN BAGI KALIAN YANG MASIH INGIN DUDUK SANTAI, SEBAGAI PENONTON MENYAKSIKAN KEHANCURAN SEDIKIT DEI SEDIKIT. SILAHKAN HIDUP BERBAUR DALAM KEBATHILAN. SEMUA TERSERAH KALIAN. INGAT, DUNIA HANYA RUMAH SINGGAH!!
Intanshurullaha yanshurkum wayutsabbit aqdaamakum

“Maka Allah SWT menangkan siapa saja yang membela agamanya. Sesungguhnya Allah itu Maha Kuat lagi Maha Suci”

0 comments: