Surat Buat Bunda

Assalamu'alaikum wr wb ibundaku tersayang.....
apakah kabarmu baik-baik saja hari ini. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada mu. Tak kenal waktu...selamanya. Amin.

Ibunda...
aku teringat dengan percakapan kita malam kemarin. Cerita lucu tentang aku dan kau ketika masaku kecil dulu...ini aku tuliskan untukmu wahai bunda, sebagai ungkapan terimakasihku yang tak terkira...

aku adalah anak yang cerdas, katamu (mungkin sedikit membuatku tersipu..ah, yang bener nih???kok sekarang nggak ada bekasnya ya?? hehe..). Aku semenjak lahir hingga berumur 1 tahun 3 bulan, selalu bisa melaksanakan semuanya sendiri..(maksudnya langsung bisa makan, mandi, berlari, bermain gitu???) Bukan pemirsa, maksudnya aku tidak pernah diajarkan bagaimana telungkup, merangkak, duduk sampai belajar berjalanpun aku sendiri..aku mengerjakannya langsung, tanpa ada bantuan tangan dari ibundaku untuk menelungkupkan, mendudukan ataupun menatahkan...hebat yach (hehe..muji diri sendiri)
Aku termasuk anak yang pendiam katamu...tidak rewel, tidak banyak tingkah alias aku anak baik-baik...(hehe...amin)



Hingga musibah itu melanda...
ketika aku berumur 1 tahun 3 bulan itu, aku dimunisasi di puskesmas terdekat di padangpanjang tempatku dilahirkan. Maklumlah, seperti anak balita pada umumnya untuk antipolio. Seminggu setelah penyuntikan itu, engkau sangat heran karna pada bekas suntikan di kakiku sebelah kiri tampak membiru sebesar telapak tangan. tapi karna tidak melihat perubahan pada diriku, aku masih ceria, bermain, berjalan-berjalan seperti biasanya. Engkau tidak membawaku ke Rumahsakit, tapi hanya mengompres bagian yang mulai menghitam itu dengan nasi panas yang dibungkus daun pisang.
Belum cukupku berumur 1 tahun 4 bulan, artinya belum genap 1 bulan ku pandai berjalan, kita pindah rumah ke padang karna ayahanda pindah tugas. Ketika dipadang pun aku masih bisa berjalan seperti biasanya..hingga pada suatu pagi saat aku dimandikan olehmu...
Engkau memintaku untuk berdiri agar mudah dimandikan, tapi setiap aku diberdirikan, setiap itu pula aku duduk tersimpuh kembali...engkau sangat heran karna tadi malam aku masih bisa berlari mengejar ayahanda yang baru pulang kerja dan mulai ketakutan, sambil terus mencoba agar aku bisa berdiri..namun usahamu tetap tak berhasil..aku lumpuh total..
Kemudian dibawalah aku ke Rumahsakit, baru disana ketahuan kalau jarum suntik yang digunakan saat aku diimunisasi dulu TEPAT mengenai otot pergerakanku, sehingga otot tersebut membengkok dan mengecil.

Engkau pasti sangat sedih ibundaku sayang....
tatkala melihatku memindahkan kaki itu dengan tanganku karna ketidakberdayaan kakiku untuk memindahkan sendiri. tatkala aku harus belajar berjalan lagi hingga umur hampir 3 tahun..meski tak sempurna, alhamdulillah aku telah bisa menginjakkan kakiku lagi kebumi..
tapi tentu usahamu tak hanya sampai disana..
segala obat engkau coba, mulai dikemoterapi, meminum obat dokter sampai tukang urut,dukun dan paranormal (aku faham bunda, engkau mungkin belum tau bahwa Allah melarang itu. Tapi karna cintamu padaku begitu besar, engkau mencoba seluruh cara yang ada) yang apabila dihitung mungkin sudah mencapai puluhan atau mungkin ratusan. Karna dimanapun ada orang yang menyampaikan disana aku bakal bisa disembuhkan, engkau bersama ayahanda selalu mencobanya. Pengobatan itu berlangsung hingga aku berumur 16 tahun, ketika aku duduk dikelas 2 SMU. sampai aku mengerti bahwa pengobatan lewat paranormal itu dilarang..
Engkau takkenal lelah wahai bundaku sayang... hampir 15 tahun engkau jambangi kegiatan itu dengan tujuan agar aku bisa berjalan normal kembali..
Engkau bercerita bahwa aku menjadi sangat..sangat..penangis semenjak kejadian itu. Tingkahlakuku jadi aneh dan menyebalkan, sehingga sering merepotkanmu..

Namun, bertambahnya usiaku dan bertambahnya pengetahuanku membuatku menentang praktek perdukunan itu. aku tidak mau lagi berobat ke sana kemari seperti dulu..aku bersikeras bahwa aku sudah bersyukur bisa berjalan meskipun tidak sempurna.
Tapi ibundaku sayang....
mungkin carakulah yang sangat tidak wajar sebagai anak membuatmu merasa tersinggung dan marah. Aku menjadi anak yang dianggap 'palawan' dan 'pembangkang', sekaligus 'tidak tau terimakasih'.
Ibundaku sayang...maafkanlah atas kesalahan kata-kataku, kesalahan prilakuku, kesalahan semua yang ada pada diriku selama ini..
Aku sangat mencintaimu dan sangat bersyukur memiliki ibunda sepertimu..karna tak ada ibunda didunia ini yang sepertimu, hanya engkaulah satu-satunya..

Bunda...
meski dengan surat seperti ini, bukan berarti aku telah menebus semua pengorbananmu, semua jasamu, dan bahkan setiap tetes air matamu dalam membesarkanku saja belum mampu aku balas.

Hingga kini bunda..
Aku tau engkau masih menangis diam-diam. Mengharapkan kebahagiaanku di dunia dan akhirat..Aku tau bunda, dalam sujud panjang mu di tengah malam engkau sering terisak..

Allah...begitu besar perjuangan ibundaku tersayang untuk ku, untuk anak-anaknya..
Jangan jadikan kami anak yang tak berbakti, karna prediket anak sholeh/ah itu belum kami dapatkan hingga kini. Kami masih saja menelantarkan perasaannya yang sangat halus dan peka itu...

Allah bangunkanlah sebuah rumah terindah untuk kedua orangtuaku di Jannah Firdausmu ya Rabb..aku ingin melihat beliau berdua saling berpegangan tangan untuk memasuki gerbang kemenangan hakikinya kelak..
Amin..

0 comments: