Dinda menapakkan jejak kakinya pertama kalinya di kota ini pada bulan September 2007. Ada perasaan bahagia menyelimuti hatinya. Dia akan menyelesaikan studinya dengan melaksanakan research untuk skripsi...
kurang dari 5 bulan, yah...tepatnya 4 bulan 6 hari..dia melawan kesendirian yang akhirnya kesepian itu diisi oleh sosok seorang pemuda yang hadir menyemangati hidupnya...Dinda yang memang tidak pernah dekat dengan seorang lelakipun secara khusus selama ini, karna seperti itulah prinsip yang dianutnya semenjak terjun dalam dakwah ini, ternyata harus ambruk dan runtuh termakan rayuan dan godaan hati yang lemah.....tergoda oleh pemuda yang juga menamai dirinya 'ikhwan'...
perhatiannya..kebaikannya..ucapan sayang sebagai saudara yang dia terima setiap harinya..memori dan kenangan yang tercipta selama di sana membuat Dinda terbuai dalam angan2 kosong. dan bahkan dalam candaan yang entah disengaja atau tidak ingin melamarnya, dan akan mengatakan kepada Murabbinya untuk di proses dengannya...Ada harap-harap cemas, apakah semua itu nyata dan akan berlanjut...Dinda tidak berani bertanya..takut menjadi akhwat agresif yang akan mencoreng semua citra dakwah yang sudah melekat kuat dalam dirinya semenjak 9 tahun silam...
Dinda memendam rasa suka yang semakin hari semakin tidak kuat ditahannya...dia kuatkan dirinya untuk tidak larut dalam perasaan yang tidak semestinya. dia alihkan hatinya dengan menjodohkan ikhwan itu dengan kenalannya di sana.......
hingga akhirnya pemuda itu menikah dengan gadis yang dia pilihkan untuknya, hatinya remuk redam...sakit luarbiasa...dia telah membohongi dirinya, membohongi hatinya...dan akhirnya dia jatuh sakit.....
rasa sakit semakin menjalar hingga ke sumsum tulang, ketika ikhwan itu mengatakan 'telah jatuh cinta padanya' 2 minggu menjelang akad nikah....hanya lewat sms...
Dinda mengalami derita psikologis yang luarbiasa...terlihat kuat dan selalu tersenyum dengan semua saudara yang dia temui namun hatinya luka, fikirannya tak waras.....
ada tanya yang tak terjawab....kenapa ikhwan itu bersedia kucarikan jika dia jatuh cinta padaku???? batin Dinda menjerit, sakit...
hingga akhirnya tanya itu terucap dan mendapatkan jawaban bersayap, bahwa dia memiliki alasan yang kuat untuk tidak melanjutkan keinginan itu, tapi Dinda tidak pernah tau apa itu...
cinta yang merana menuntut hal 'gila'...Dinda ingin ikhwan itu bersedia menjadi kekasihnya meskipun hanya 2minggu..Dinda ingin mendapatkan cinta yang sempat dilepasnya meskipun hanya sebentar....benar-benar gila....
benar-benar tidak baik untuk seorang yang mengaku aktivis dakwah....Dinda sudah benar-benar tidak waras...hatinya dibutakan oleh cinta sesaat yang bersemayam dihatinya yang belum pernah tersentuh cinta lawan jenis sebelumnya....
cinta itu membunuh akal sehatnya.....
Hingga akhirnya Dinda mampu mengumpulkan hati yang tercabik-cabik saat itu dan kemudian mampu melangkah lagi saat ini........
namun dosa dan kesalahan itu...ternyata selalu menghantuinya hingga saat ini...hingga Dinda menjalani proses taaruf dengan seorang ikhwan...hatinya masih luka dengan kenangan itu...sakit itu, luka itu...ada perasaan bersalah kepada calon suaminya saat ini bahwa dia ternyata tidak mampu menjaga kesucian hatinya hingga dia menikah...dan ada perasaan benci kepada ikhwan itu dan kota itu....
bukan bermaksud ingin memutus silaturrahim...bukan bermaksud menyalahkan takdir...
tapi Dinda belum akan menjejakkan kaki lagi ke kota itu dan berharap tidak akan bertemu dengan ikhwan itu dengan semua yang akan mengingatkan kembali kenangan itu, hingga akhirnya luka itu sembuh dan itu entah sampai kapan.....
-wallahu'alam bishshawab-
(red memory in Bengkulu)
pernahkah teman2 berada pada kondisi ini?
keluarga sebenarnya berniat baik untuk mencoba menyembuhkan kita dari sebuah penyakit...selama ini sudah begitu banyak cara pengobatan yang ditempuh untuk sebuah kata 'kesembuhan'...apapun caranya, keluarga terutama orangtua masih ingin melihat kita sembuh...termasuk praktek perdukunan, nama lainnya paranomal, pengobatan alternatif, tenaga dalam, yang pada intinya ada kerjasama dengan makhluk halus bernama jin.....
ketika dulu ku tak begitu memahami, niat baik itu selalu kupenuhi....
tapi ketika ilmu ku sudah bertambah dan kukhawatirkan adanya syirik tersembunyi dalam cara pengobatan itu, akhirnya muncul sikap penolakan yang terkadang harus berujung pada konflik....
apakah dibolehkan kita tetap melakukannya dengan:
1. berniat birrul walidain.....hanya tidak ingin menyakiti orang tua karna penolakan yang kita lakukan
2. tidak berharap sedikitpun penyakit kita disembuhkan dengan cara itu...dan bahkan memohon dengan sangat kepada Allah untuk tidak disembuhkan sama sekali...
3. hanya mampu mendoakan sebagai bentuk selemah-lemahnya iman...
termasuk kelompok manakah????
2. mencoba mendiskusikan apa penyebab perubahan itu jika tidak dimengerti, meskipun harus dilakukan dengan wajah sedikit kaku dan jengkel
3. tersenyum dan memahami apa yang diinginkan istri klo manjanya kumat kayak gini....
(baru ini opsi yang terfikirkan...jika ada penyikapan yang lain-mungkin bisa share untuk memperkaya tulisan dan pemahaman...makasiih)
dan memang dari sononya juga wanita begitu butuh dimanja dan dilindungi.....
butuh kesabaran ekstra dan kepedulian penuh agar kerukunan dalam rumahtangga dapat terwujud dengan harmonis...
mari saling terbuka untuk introspeksi diri...saling terbuka mengakui kesalahan diri...dan masri saling mengenali pasangan sebagai sebuah adaptasi tanpa henti hingga akhir hayat.....
akhirnya perjuangan itu selesai dalam sebuah ruang sidang yang hanya berukuran 2 x 3 meter itu... didepan 5 orang dosen penguji, air mata kebahagian tidak bisa ditahan lagi, ketika mendengar...
kemudian kepada orangtuaku yang menemaniku hingga detik-detik bersejarah itu, sampai-sampai papaku menungguiku di luar ruang sidang dan menyambut pelukanku dengan senyuman bahagia....anakmu lulus....
dirumahpun langsung ku peluk mamaku, dan ucapan syukur pun berkumandang...
akhirnya......
insyaAllah aku akan wisuda bulan februari....mohon doanya yah semoga dilancarkan....
dan semoga wisuda selanjutnya juga dimudahkan dan disegerakan...amiin ya Rabbal'alamin...
menapaki hidup dengan senyum ternyata ........ sungguh menyenangkan semua akan terasa lapang
semua akan terasa menyejukkan melewati hidup dengan kebersahajaan ternyata........ sungguh meneduhkan
semua akan terasa melimpah semua akan terasa berkah menyusuri hidup dengan kesabaran ternyata.... sungguh menyegarkan
semua akan terasa simpel semua akan terasa sederhana menjalani hidup dengan ketundukan ternyata......... sungguh memudahkan
semua akan terasa ringan semua terasa tanpa beban menghabiskan hidup dengan semua bekal dariNya ternyata.......... memang indah tiada tandingan
Emosi pada anak2 memang sering kita lihat meledak-ledak dan ditampakkan secara “berlebihan” (misalnya, minta permen saja sampai tantrum) hal ini dikarenakan kemampuan anak untuk mengontrol emosi belum sebaik orang dewasa. Demikian juga dengan kemampuan menyampaikan perasaan dalam bentuk verbal. Emosi yang berlebihan bisa disebabkan kondisi fisik (masalah pencernaan, lapar, ngantuk) maupun psikis (takut, merasa tidak dihargai, tidak PD, tertekan, frustasi, kecerdasan). Gejolak emosi lebih berpotensi muncul pada anak yang dididik dengan pola asuh terlalu keras, terlalu manja maupun terabaikan. Dayli rushing atau kepanikan harian (biasanya terjadi di pagi hari dimana semua orang di rumah harus bergegas menuju tempat aktivitas masing-masing) , kurangnya rasa sayang dan minimnya interaksi juga memicu hal ini.
Lalu apa yang bisa dilakukan orangtua ???
Menyadari emosi anak.
Terima apa yang dirasakan anak, tidak perlu menyangkalnya. Setiap emosi negatif diberi nama, dimengerti, dihadapi bersama dan dimaknai. Misalnya ”Kamu marah ya..” ”Kamu kecewa?”
Mendengarkan dengan empati dan meneguhkan perasaan anak
Sekecil apapun masalahnya, yang dialami anak adalah nyata. Anak perlu didengarkan dan diberi kesempatan untuk menjelaskan apa yang ia rasakan lalu kita teguhkan hatinya. ”Jadi kamu sedih ya.. nggak dapat hadiah. Tapi yang penting kamu kan sudah berusaha... bikin lagi aja yuk!”
Menentukan batas perilaku dan membantu pemecahan masalah.
Anak perlu memahami bahwa yang salah bukanlah apa yang dirasakannya tapi apa yang dilakukannya. Misalnya ”Adik boleh marah, tapi tidak perlu membanting pintu” ada penjelasan, solusi dan konsekuensi yang disepakati dan dilakukan secara konsisten
Memberikan contoh
Anak boleh melihat orangtuanya juga mengalami emosi dan berusaha mengatasinya
Menggunakan kalimat positif.
Hindari kata-kata larangan, ancaman, celaan
ini sedikit ilmu untuk orang tua dan calon orang tua, dan bahkan orang yang belum menikah sekalipun...belajar sedini mungkin menjadi orangtua terbaik itu berarti kita sangat memperhatikan pendidikan anak agar menjadi penerus yang lebih baik....."melangkah dengan persiapan yang matang sama artinya merencanakan untuk berhasil"
saya sebenarnya tidak terlalu tertarik menonton film2 hollywood, terutama yang satu ini. Tapi ketika tidak ada lagi siaran yang menarik...berita diulang-ulang, nonton sinetron, pada ga mutu....akhirnya saya memilih channel 'bioskop transTV' yang sedang menayangkan film 'KingKong" yang sudah setengah jalan hampir tengah malam ...
saya biasa mengerjakan souvenir sambil menonton TV atau melihat adik2 yang emang hobi man PlayStation2....
bukan jalan ceritanya yang menarik perhatian saya...bukan pula keluarbiasaan sang produser film yang akhirnya menciptakan film sangat mendramatisir itu...karna semua bukan dalam bidang saya....
tapi yang menarik adalah satu kalimat penutup sebagai ending touch dan pesan yang ingin ditekankan kepada penonton....
"bukan pesawat yang membunuhnya...tetapi kecantikanlah yang membunuh hewan buas ini"
berakhirnya nyawa seekor King Kong ketika mempertahankan 'cinta'nya kepada seorang wanita cantik....
kata-kata itu menjadi cerminan bahwa seseorang yang lebih menilai kecantikan tak jauh beda dengan hewan buas yang akhirnya mati menggenaskan......